Oleh : Soeksmono, IAI
Desain rumah minimalis, pada saat sekarang banyak yang membutuhkan desain rumah dengan bentuk sederhana namun menarik. Rumah menjadi minimalis karena bisa jadi ketersediaan lahan, lahan yang menjadi semakin mahal, dan memang calon penghuni hanya membutuhkan cukup ruang yang nyaman meski tidak terlalu luas. Desain rumah minimalis saat ini seringkali yang diprioritaskan oleh banyak orang, hanyalah tampilan depannya yang bagus, tanpa memahami :
1. Alur sirkulasi kegiatan di rumah tersebut, atau kebutuhan ruang
2. Jumlah barang apa saja yang masuk (yang akan ditampung)
3. Ruang terbuka untuk kebutuhan suplai udara segar 3 poin di atas sangat penting apabila kenyamanan kita tinggal di rumah tersebut menjadi prioritas utama. Yuk kita bahas, agar kita menjadi paham kebutuhan fisiologis dan psikologis kita sebenarnya.
Alur sirkulasi kegiatan di rumah
Setiap orang memiliki kebutuhan alur sirkulasi yang berbeda. Saya secara pribadi sangat tidak menyukai, ruang tidur yang akses pintunya langsung berhadapan dengan ruang tamu. Bahkan saya lebih menyukai ruang tamu berada di luar yakni teras. Menurut saya, ruang tamu adalah pemborosan ruang karena belum tentu setiap hari kita menerima tamu.
Ini kalau selera saya ya. Hal seperti ini akan menentukan sirkulasi kegiatan Nah demikian juga setiap orang memiliki alur kegiatan favoritnya masing-masing. Buatlah alur kegiatan yang sering dilakukan setiap harinya. Ada yang menyukai dapur dan ruang makan menjadi satu, atau ada juga ruang makan berada di teras belakang. Pada dasarnya buatlah multi fungsi suatu ruang, yang dapat mengakomodasi lebih dari satu kebutuhan kegiatan.
Jumlah barang apa saja yang masuk
Sebelum membuat suatu ruangan, yang wajib dilakukan adalah perabotan apa saja yang ada di dalamnya. Ada suatu desain kamar tidur di rumah minimalis dengan ukuran 2,5m x 2,5m, di saat sudah jadi, ditaruhlah tempat tidur dengan ukuran king size yang menyita luasan ruangan sampai 70% atau malah lebih.
Apabila sebelumnya sudah dibuat daftar perabotan yang akan dipakai dalam suatu ruangan, maka kejadian seperti di atas dapat diantisipasi. Ukuran perabot harus diketahui terlebih dahulu, agar kita paham akan kelegaan dan kelapangan ruang. Menurut saya, maksimal area luasan perabot dalam suatu ruang maksimal 60%. Bahkan bagi pengidap claustrophobia bisa jadi maksimal hanya 40%.
Ruang terbuka untuk kebutuhan suplai udara segar
Prinsip saya sebagai arsitek yang saya pegang dalam mendesain rumah adalah setiap ruangan berhak atas akses udara segar (ruang luar). Bahkan di bagian belakang, berapapun luasnya usahakan masih ada ruang terbuka, agar ruang – ruang yang ada dapat mengakses sirkulasi udara segar. Dengan adanya ruang terbuka, kesegaran udara dalam rumah selalu terjaga dan rumah menjadi nyaman untuk dihuni.
Apabila kenyamanan rumah menjadi prioritas, silahkan dapat berkonsultasi dengan kami. Banyak hal yang harus diperhatikan agar rumah menjadi nyaman seperti warna, tekstur bahan yang dipakai, tinggi ruangan, tanaman yang cocok, desain jendela, dan lain sebagainya, yang nantinya akan kami bahas di blog ini.
Baca Juga : Desain Rumah 2 Lantai Sederhana dan Biaya